Sistem Pendinginan
Sistem Pendinginan
1) Sistem Pendinginan
Mesin Sangat diperlukan
Menurut
neraca panas, pada motor bakar hanya akan diperoleh sekitar 25 persen hasil
pembakaran bakar yang dapat diubah
menjadi energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas buang
(kira -kira 34 persen), melalui sistem
pendinginan (kira-kira 32 persen) dan sisanya akan melalui kerugian pemompaan
dan gesekan.
Gambar
1. Neraca panas pada mesin
Berdasarkanneraca
panas di atas maka fungsi pendinginan pada motor menjadi penting, karena panas yang
akan terserap oleh sistem pendinginan dapat mencapai 32 persen.
a) Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh:
torak yang terbuat dari logam paduan
aluminium akan kehilangan kekuatannya
(kira -kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan be
rubah bentuk atau bahkan mencair.
b) Ruang bebas ( clearance) antara komponen yang
saling bergerak menjadi terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan. Misalnya torak akan memuai
lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok sili nder (yang terbuat dari besi tuang)
sehingga gerakan torak menjadi macet.
c) Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang
dihasilkan oleh perubahan suhu. Misalnya
cincin torak yang patah, torak yang
macet karena adanya tegangan tersebut.
d)
Pelumas lebih mudah rusak oleh karena
panas yang berlebihan. Jika suhu naik sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas
berubah menjadi karbon dan cincin torak akan
macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin macet ( ring stick). Pada suhu 500 ºC
pelumas berubah menja di hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang
bebas.
e)
Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan
(knocking).
Sebaliknya bila motor
terlalu dingin akan terjadi masalah, yaitu:
a)
Pada motor bensin bahan bakar akan sukar menguapdan campuran udara bahan bakar
menjadi gemuk. Hal ini menyebabkan
pembakaran menjadi tidak sempurna.
b)
Pada motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap
putih dan menimbulkan ketukan dan motor tida k mudah dihidupkan.
c) Kalau pelumas terlalu kental, akan
mengakibatkan motor mendapat tambahan
tekanan
d)
Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada suhu kira
-kira 50 ºC
2) Macam Sistem Pendinginan
(1) Pendinginan oleh aliran udara secara alamiah.
Pada
sistem ini panas yang dihasilkan oleh pembakaran gas dalam ruang bakar sebagian
dirambatkan keluar dengan menggunakan sirip-sirip pendingin
(cooling fins) yang dipasangkan
di bagian luar silinder (Gambar 2). Pada tempat yang suhunya lebih tinggi yaitu pada ruang bakar diberi
sirip pendingin yang lebih panjang daripada sirip pendingin yang terdapat di sekitar silinder yang suhunya
lebih rendah.
Gambar
2.Pendinginan Udara Secara Alamiah
(2) Pendinginan oleh tekanan udara
Udara
yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin
harus berbentuk aliran atau udaranya hrus mengalir agar suhu udara di sekitar
sirip tetap rendah sehingga penyerapan
panas tetap berlangsung sempurna. Hal ini dapat dicapai dengan jalan menggerakkan
sirip pendingin atau udaranya. Bila sirip pendingin yang digerakkan atau mesinnya
bergerak seperti pada sepedamotor. Pada mesin stasioner aliran udaranya
diciptakan dengan cara menghembuskannya melalui blower yang dihubungkan
langsung dengan poros engkol Gambar 3 menunjukkan pendinginan udara menggunakan
kipas/blower yang terpasang pada roda
gila ( flywheel fan), yang dianggap tidak efisien karena tanpa pengarah aliran (shroud). Agar aliran udara pendingin lebih
dapat mendinginkan sirip-sirip digunakan
pengarah (Gambar 4)
Gambar
3.Kipas udara pada roda gila
Gambar
4. Kipas pada roda gila dengan pengarah
aliran
b) Sistem Pendinginan Air
Pada
sistem ini sebagian panas dari hasil pembakaran dalam ruang bakar diserap oleh
air pendingin setelah melalui dinding
silinder. Oleh karena itu di luar silinder dibuat mantel air (water jacket). Pada system pendinginan air
ini air harus bersirkulasi. Adapun sirkulasi air dapat berupa 2 (dua) macam,
yaitu:
(1) Sirkulasi alamiah/Thermo-syphon
(2) Sirkulasi dengan tekanan
Pada
sistem pendinginan air dengan sirkulasi alamiah, air pendingin akan mengalir dengan sendirinya
yang diakibatkan oleh perbedaan massa jenis air yang telah panas dan air yang masih dingin (Gamb ar 5).
Agar air yang panas dapat dingin, maka
sebagai pembuang panas dipasangkan radiator (Gambar 6). Air yang berada dalam
mantel air dipanaskan oleh hasil pembakaran sehingga suhunya naik, sehingga
massa jenisnya akan turun dan air ini
didesak ke atas oleh air yang masih
dingin dari radiator. Agar pembuangan panas dari radiator terjadi sebesar
mungkin maka pada sistem pendingin
dilengkapi juga dengan kipas yang berfungsi untuk mengalirkan udara pada
radiator agar panas pada radiator dapat
dibuang atau diserap udara.
Gambar
5.Prinsip sirkulasi alamiah
Gambar
6.Sirkulasi alamiah di mesin
Pada
sirkulasi dengan tekanan pada prinsipnya sama dengan sirkulasi alam, tetapi untuk
mempercepat terjadinya sirkulasi maka
pada sistem dipasang pompa air (Gambar 7)
Gambar
7.Sirkulasi dengan tekanan
3) Proses Pendinginan Pada Mesin
Pada
mesin bensin ataupun pada mesin diesel proses pendinginan tergantung pada
sistem pendinginan yang digunakan. Pada pendinginan udara, panas akan berpindah dari dalam ruang
bakar melalui kepala silinder, dinding
silinder dan piston secara konduksi. Selanjutnya yang melalui dinding dan kepala slinder, panas
akan berpindah melalui sirip-sririp (fins) dengan cara konveksi ataupun radiasi di luar silinder.
Pada
pendinginan air secara alamiah, proses perpindahan panas/pendinginan melalui
perubahan massa jenis air yang menurun
karena panas selanjutnya air akan berpindah
secara alamiah berdasarkan rapat massa sehingga terjadi sirkulasi ala miah
untuk pendinginannya. Untuk mempercepat pembuangan panas pada sistem pendinginan air dipasangkan radiator. Melalui
radiator ini panas akan dibuang ke udara
melalui sirip-sirip radiator. Pada
pendinginan air dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh putaran kipas
pompa sehingga sirkulasi air pada sistem
ini akan lebih baik.
Posting Komentar untuk "Sistem Pendinginan"